SEBUAH SUDUT PANDANG

It has been so long since the last time I wrote something on this blog. 

My personal and (super) mini-blog is finally re-open after 1.5 months of never been touch. 

I promised on my Instagram account. 

I will tell you about a person who changes her point of view of her 2020's life. YES, THAT'S ME.

------------------------------------------------------------------------------

Kata orang, tahun 2020 itu tahun yang berat dan sulit dan juga tahun yang menyakitkan dan menyedihkan.

Banyak orang kehilangan pekerjaan, kebahagiaan, pasangan bahkan beberapa diantaranya kehilangan diri sendiri. Banyak kejadian yang mengakibatkan kita sebagai manusia akhirnya dengan tidak sadar maupun secara sadar memilih untuk menyakiti orang lain.

Aku pun merasakan hal yang sama, buatku tahun 2020 lalu sangat berat (pada saat itu) tapi percaya tidak setelah aku melewatinya justru tahun 2020 menjadi tahun terbaikku.

Tahun yang pada awalnya kulihat sebagai tahun yang berisi penuh dengan semua cerita dan kesedihan atau bahkan beberapa penyesalan.

Tahun yang pada akhirnya bisa memberikan aku sebuah pelajaran hidup yang sangat berharga.

Beberapa mungkin tahu bahwa di tahun 2020 aku tidak hanya kehilangan seseorang tapi juga bahkan sempat kehilangan diriku sendiri. Mencoba mencari arti "aku" saat berkaca padahal secara fisik "aku" berada di sana.

Tapi seperti janji aku, aku tidak akan menceritakan apa yang sudah aku lalui selama 2020 tapi lebih ke bagaimana dan perubahan sudut pandang apa yang aku alami.

Terkait pertanyaan bagaimana, aku selalu kesulitan untuk menjawab dengan singkat padat dan jelas,

Penjelasannya akan cukup panjang di bawah ini, tapi intinya adalah cukup menerima, berserah kemudian berterima kasih. Iya, itu adalah poin-poin penting dalam perubahan sudut pandangku terkait 2020.

Dan faktanya aku baru menyadari cara-cara ini justru setelah sudut pandangku berubah. Cara ini aku pakai ketika aku menghadapi 2020 saat momen aku benar-benar kehilangan diriku (yang ternyata berakar bukan dari masalahku saat itu tapi karena aku yang terlalu keras pada diriku).

Aku memulai dengan memaafkan semua yang terjadi pada diriku, baik itu yang ada hubungannya dengan masalahku pada saat itu maupun masalah-masalah yang ada dalam seumur hidupku. Aku memaafkan diriku sendiri dan orang-orang yang (mungkin) pernah menyakitiku (meskipun mereka tidak meminta maaf) bahkan meminta maaf pada mereka yang (mungkin) pernah aku sakiti. Aku bukan hanya meminta maaf melalui ucapan tapi juga melalui doa dan ucapan permohonan maaf dan ampun pada Tuhan.

Setelah mendapatkan ketenangan batin atas permohonan maaf tersebut, aku beralih ke proses menerima setiap kondisi dan kejadian dalam hidupku. Menerima dan merasakan setiap kondisi, kejadian dan perasaan kemudian memaknai setiap kejadian sambil mengucap syukur atas berkat dan pelajarannya. Kalimat yang banyak muncul saat itu begini : "Kalau tidak ada masalah A/B/C/D mungkin aku ga sampai di titik ini." atau mungkin "Setidaknya saat ini kamu masih hidup dan diberi kesempatan memperbaiki."

Penerimaan ini juga termasuk dalam menerima kondisi diri bahwa semua yang terjadi telah berhasil membentuk aku dengan sudut pandangku yang saat ini aku yakini dan tekuni.

Setelah melalui proses penerimaan atas diriku sendiri, sudut pandangku atas sebuah kesedihan, kegagalan, rasa khawatir (akan pandemi saat itu), rasa rindu (dan ego serta tertekan mungkin)  ketika pandemi memaksaku stay di Jakarta sampai selama ini, rasa bosan (dari Maret sudah harus kerja dari rumah) dan banyak hal lainnya yang campur aduk rasanya saat itu SEMUANYA BERUBAH.

Perubahan itu kurasakan karena seiring berjalannya waktu aku justru lebih banyak berterima kasih pada Tuhan atas setiap menit kejadian dan waktu yang diberikan dalam hidupku, pada diriku sendiri karena sudah bertahan dan menyelamatkan diri serta tahu kapan harus menyerah pada kerasnya hati dan diri, pada setiap orang yang ada dalam kehidupanku atas setiap peran dan cinta kasihnya.

Aku serahkan semuanya pada Tuhan yang masih memberikan kesempatan hidup untuk memperbaiki diriku menjadi pribadi yang jauh lebih baik. Menyerahkan setiap masalah dan pergulatan batin yang selalu mampir dalam setiap jengkal hidup aku.

Dan disinilah kemudian sebuah keajaiban terjadi, setelah melalui semua itu aku diberikan sebuah pemahaman penuh terkait bagaimana sudut pandang ku berubah.

Aku yang dulu skeptis dan selalu melihat dari sudut pandang negatif, sekarang memilih untuk melihat dan mendengar dari sudut pandang lain.

Aku yang dulu menganggap semua yang ada di dunia ini penuh konspirasi, sekarang memilih untuk memaknai setiap fakta yang ada.

Aku yang dulu pernah menganggap semua akan selalu bisa berjalan sesuai rencana dan ter-planning, sekarang memilih untuk merencanakan sesuatu sambil menikmati setiap proses kemudian mengubah rencana sesuai fakta yang sedang dihadapi (aku lebih menghargai perubahan).

Aku yang dulu memendam setiap punya uneg-uneg, sekarang memilih untuk lebih bisa menyampaikannya dan berani berkata tidak.

Aku yang dulu berusaha untuk menjadi baik karena orang lain, sekarang memilih menjadi baik dan lebih baik untuk hadiah diriku sendiri di kemudian hari.

Aku yang dulu berusaha mempertahankan, sekarang memilih untuk melepaskan suatu hal yang memang sudah tidak mungkin ditahan dan mempersilahkan pergi pada orang yang mau pergi.

Aku yang dulu hanya mengedepankan egoku untuk memutuskan sesuatu, sekarang memilih untuk belajar melepas sedikit egoku dan mundur satu langkah untuk melihat opsi keputusan yang lain.

Jadi, bagaimana kalau sekarang kita semua mundur dulu sama-sama barengan satu langkah untuk mengubah cara pandang kita sehingga kita bisa melihat semuanya lebih luas dan sudut pandang yang berbeda?

Apakah jawaban atas pertanyaan dalam diri kalian sendiri masih sama? atau bahkan kamu sudah tersenyum karena akhirnya kalian menemukan jawaban kalian sendiri?

Kalau aku, yang dirasakan saat ini tidak hanya perubahan sudut pandang tapi sebuah ketenangan diri dan penemuan diri yang ternyata sudah lama tidak diperjuangkan untuk ditemukan.

Selamat mencoba.

Stay safe and healthy, everyone!

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

#TiwikBercerita #WritingTheraphy

@tiwiiik – 09 January 2021 (00.00 @ super cozy bedroom)

Popular Post

MY BIGGEST DREAM

HOTEL MURAH - Daftar Hotel di bawah 100 Ribu di Jogja / Yogyakarta