AKU KEMBALI PULANG KEMUDIAN BERJALAN MELANGKAH



Halo selamat datang kembali dalam kehidupan kamu,

Akhirnya aku bisa mengatakan kalimat itu. kalimat yang aku janjikan akan aku katakan saat aku kembali pada diriku sendiri. Butuh waktu empat bulan ternyata sampai akhirnya aku bisa mengucapkan itu pada diriku sendiri. Banyak pelajaran yang harus diambil dari pengalaman ini, yang sulit untuk dijelaskan satu persatu karena memang aku tidak akan pernah menceritakan detail permasalahan dan pengalaman aku ini.

Tapi biar kegambar dikit nih, singkat cerita masalah yang aku hadapi dan aku alami saat itu adalah aku terlalu mencintai orang lain sehingga aku tidak meninggalkan ruang cinta untuk diriku sendiri. Segala sesuatu yang aku lakukan saat itu hanya untuk menyenangkan pasangan aku. Imbasnya apa? Aku tidak bisa berdamai dengan diriku sendiri, it changed me became a bad partner who never said what i felt and never said i want. Efeknya? I became emotional every time we fought, putted blame in myself, had a worst trust issue ever, and (heavy) mental break down. Siapa sangka justru itu adalah salah satu akar dari sebuah masalah ini. Setelah melalui pengalaman ini aku percaya, ketika dalam sebuah hubungan tidak berjalan dengan lancar itu bukan salah dari salah satu pihak tapi salah dari kedua belah pihak. Masalah siapa yang menyakiti dan disakiti itu hanyalah proses kekecewaan atas sebuah ekspektasi.

Aku uda pernah janji akan menceritakan perjalanan "kembali pulang" versi aku ini dengan harapan semoga siapapun yang sedang membutuhkan informasi ini bisa ikut turut serta atau setidaknya terinspirasi untuk melakukan hal yang sama (siapa tahu caranya cocok).

Perjalanan kembali ke diri sendiri ini kumulai dengan berhenti di titik start terduduk dan menangisi keterpurukan yang entah kenapa cuma berlalu selama 3 hari terus sudah selesai gitu aja dan mendadak kehilangan nafsu makanku (sehari cuma makan sekali) sampai banyak yang kirim makanan. Belum lagi whatsapp dan telepon yang masuk tak kunjung berhenti memperhatikanku. Salah satu hal yang sangat amat kusyukuri sampai dengan saat ini. Dari kejadian ini aku belajar menerima pembelajaran luar biasa ini, mengatakan pada diri sendiri tidak apa-apa kalau mau bersedih. Bersedih dan meratapi aja dulu gapapa. Fungsinya buat apa? Menerima kesedihan dengan cara menangis kalo emang pingin nangis, itu bentuk mengeluarkan emosi yang ada di dalam diri kamu sendiri ditambah lagi bentuk menyalahkan diri sendiri (tenang girls, ini juga merupakan proses) juga gapapa tapi tolong juga kamu yang bisa tahu kapan kamu berhenti. Saat aku memutuskan berhenti meratapi, aku mengangkat badanku dan perlahan melangkah sambil mengumpulkan tenaga.

Perjalanan melangkahku pun dimulai sampai aku harus singgah untuk memberikan waktu pada diri mengenai daftar kegiatan apa yang aku suka dan akan aku lakukan saat aku sendirian. Membaca buku, berolahraga cukup maupun menjaga pola makan. Mengembalikan kondisi kesehatan dan kesegaran fisik pada diriku sendiri. Jujur, saat mampir di tempat singgah ini aku sempat juga terjatuh ke sebuah tindakan kesalahan juga. Makan pesen online (jiwa masak pun menghilang) terus setiap pagi melakukan meditasi setiap hari selama 7-10 menit, mencatat mood dalam aplikasi mood tracker. Eventually ternyata setelah 14 hari hasil dugaannya keluar dan tertulis you need to see a professional. Akhirnya kuputuskan untuk bertemu dengan professional, seorang psikolog yang pernah kutemui beberapa saat lalu. Ingat ya girls, kalau kamu merasa kamu butuh bantuan profesional, pergi dan datangi. Kalau misalkan kamu ada referensi dari temen lebih bagus tapi menurutku pergi ke profesional itu ga salah dan ga membuat kamu jadi lebih rendah dari orang lain (kenapa aku ngomong gini, karena aku sadar kesehatan mental seorang manusia itu sangat penting). Aku berhenti pada persinggahan ini cukup lama karena pelajaran mengenal dan menerima diri sendiri ini penting untuk persinggahanku selanjutnya. Setelah cukup lama pada perhentian ini, aku memutuskan untuk kembali melanjutkan langkahku.

Sambil melanjutkan langkah, aku kembali mengingat hal-hal yang sudah aku lalui dan termasuk proses pendekatanku dengan Tuhan. Saat momen terpurukku bagaimana aku berdoa setiap saat setiap kali aku menangis selalu langsung berdoa mempertanyakan apa salahku dan memohon ampun atas semua dosaku sampai menangis tersedu-sedu mengutuk diriku sendiri. Sampai saat proses pembelajaran pada perhentianku justru aku mengubah doaku dengan meminta penyembuhan dan berterima kasih atas proses ini (walau masih menangis) sampai akhirnya saat aku sambil berjalan ini justru aku berterima kasih atas semua berkah Tuhan dan kasih cinta-Nya serta atas penyembuhan dan kedamaian hati ini. Pelajaran yang aku dapatkan saat melalui langkah ini adalah bahwa setiap kejadian yang terjadi maupun pelajaran yang baru saja kudapatkan itu adalah pemberian dan hadiah dari Tuhan. Proses pendewasaan dan perjalanan pulang ini adalah suatu rangkaian kejadian dalam menuju ke garis akhirku, hadiah besar yang Tuhan siapkan untukku.

Ada kalimat yang aku suka dari salah satu temanku "Semua kan jadi indah pada waktu-Nya. Percaya aja sis". Kalimat itu yang pada saat itu hanya aku aminkan ternyata bekerja ajaib dalam hidupku. Saat aku percaya semuanya sudah ditakdirkan sesuai jalan-Nya saat itu juga datang keindahan dan kebahagiaan ditambah ekstra kedamaian dan ketenangan hati. Saat aku percaya bahwa aku bahagia dan akan ada teman berbagi kebahagiaan bersama, justru Tuhan mengirimkan teman perjalanan yang indah dan luar biasa. Teman yang bersamanya tidak perlu ada perasaan dan harapan karena cukup ada kenyamanan untuk berjalan bersama, semoga saat tiba di persimpangan di ujung perjalanan ini kami bisa saling berpamitan dengan baik dan berkomunikasi saling berbagi bahagia sampai hari bahagia dan mimpi kami tiba nanti.

Dan kepadamu yang sudah memberiku pelajaran berharga, aku tidak tahu kamu dimana sekarang dan bagaimana kabarmu, tapi aku percaya kamu sudah bahagia dan mengalami ketenangan batin. Ternyata Tuhan sudah mengabulkan salah satu doaku dan doamu malam itu, berbahagia dengan jalan yang Tuhan pilih. Aku dengan bahagiaku, kamu dengan bahagiamu.

Oh iya, ada cerita lucu deh. Kan semalam aku nonton film lama "Eat Pray Love" terus pas abis selesai aku baru sadar, wah ternyata apa yang aku lakuin kemarin itu benar-benar kejadian kayak di film ini ya. Mengembalikan nafsu makanku, kembali pada ketenangan diri dan kembali pada Tuhan dan percaya kalau Tuhan akan membukakan jalanku.

Salah satu quotes dalam film Eat Pray Love yang masih menjadi favorit aku :

Sometimes to lose balance for love is part of living balanced life. - Ketut Liyer, Eat Pray Love

 

@tiwiiik - 03 November 2020 (17.00 @ under her blanket on cozy bed)


Popular Post

MY BIGGEST DREAM

HOTEL MURAH - Daftar Hotel di bawah 100 Ribu di Jogja / Yogyakarta