DAY 30 – WHAT DO I FEEL WHEN I WRITE #30DAYSWRITINGCHALLENGE

 


“Just write every day of your life. Read intensely. Then see what happens. Most of my friends who are put on that diet have very pleasant careers.” ~ Ray Bradbury

For the first time in my life akhirnya aku bisa menyelesaikan dan konsisten atas challenge menulis selama 30 hari ini. Sejujurnya selama ini sulit banget diminta untuk konsisten melakukan sesuatu yang rutin setiap hari, salah satunya ya ini (kecuali olahraga yaa). Tapi sejujurnya ngelakuin ini itu karena ada suggestion dari beberapa orang kalau kayaknya harus ambil terapi menulis.

Jadi, kali ini aku akan ceritain soal apa yang akan aku rasain pas nulis.

Sebenernya aku mulai nulis tuh dari SMP. Nulisnya tapi di buku diary terus lanjut berubah ke nulis puisi-puisi. Alasannya kenapa, karena aku dari kecil diajarin Bapak sama Ibu buat seneng baca terus akhirnya ngerasain gimana sih rasanya nulis dan kok bisa ya orang nulis kayak begitu. Hehehe jadilah penasaran buat ngerasain rasanya nulis itu gimana sih. Yauda deh akhirnya mulai nulis. Masih konsisten nih sampe kuliah tapi akhirnya gatau kenapa kok tahu-tahu ilang gitu aja ya rasa pengen nulisnya. Dan ketika makin dewasa aku makin meninggalkan kebiasaanku buat nulis ini. Naaaah, ini sih yang aku sesalin. Kenapa coba kok ga aku lanjutin.

Karena setelah aku sekarang mulai nulis lagi, waaah rasanya luar biasa sih. Nulis itu cara melarikan diri yang paling luar biasa dari semuanya. Setelah akhirnya nulis lagi deh sekarang (baik di buku buat nulis apa yang bisa disyukuri setiap hari maupun nulis di blog yang kebanyakan berhenti di draft yang akan dipublish nanti). Nulis itu ternyata menenangkan hati dan menyegarkan pikiran. It is like you heal yourself about something (which only) you who know it. Seperti ada perasaan yang dimana kamu bisa merasakan dan cuma kamu yang bisa menikmatinya.

Kadang sih karena sekarang uda kebiasaan menulis jadinya aku kalau ada hal-hal yang mendadak kepikiran baik itu ide maupun ada hal-hal yang mau aku nulis langsung aja aku tulis di notes di handphone atau tablet terus nanti pas uda di rumah dipindahin semuanya ke notebook atau nulis di buku. Termasuk tulisan yang saat ini sedang aku kerjakan, aku lagi nulis cerita fiksi yang kebetulan cerita bersambung episode 2 dan episode 3 nya masih aku simpan di draft.

Oleh karena itu untuk mengakhiri #30DaysWritingChallenge ini aku mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang menyempatkan waktunya untuk membaca ketikan tulisan si anak bawang ini. Terima kasih banyak atas partisipasinya dan komentarnya. Selamat bertemu di tulisan lain anak bawang yang lagi deg-deg an ini.

Selalu ingat pesan anak bawang kali ini, kebetulan anak bawang ini lagi berusaha menyebarkan semangat positif dan kalimat positif setelah melewati naik turunnya kehidupan ini. Karena aku pernah merasakan rasanya gimana, jadi aku gamau meninggalkan orang-orang itu. Semoga kalian yang saat ini sedang berjuang akan sesuatu, tetap ingat kalau kalian senantiasa menemani diri kalian sendiri (don’t be so hard on yourself) jadi perlakukan diri kalian jadi sahabat, saudara dan pasangan untuk diri kalian sendiri. Jadi cintailah diri kalian sendiri dan tetap ingat dan percaya Tuhan senantiasa menemani kita dalam keadaan apapun. Love yourself and counting your blessing.

Kembali mengutip quotes pertama dimana aku mengawali menulis pada saat ini :

Writing is a form of therapy; sometimes I wonder how all those who do not write, compose, or paint can manage to escape the madness, melancholia, the panic and fear which is inherent in a human situation.” – Graham Greene

#30DaysWritingChallenge #WritingTherapy

@tiwiiik – 13 Oktober 2020 (21.00 @ her 12th-floor apartment)

Popular Post

MY BIGGEST DREAM

HOTEL MURAH - Daftar Hotel di bawah 100 Ribu di Jogja / Yogyakarta