DAY 24 – WRITE ABOUT A LESSON YOU’VE LEARNED #30DAYSWRITINGCHALLENGE
“The world is what YOU think of it, so think of it DIFFERENTLY and your life will change.”― Paul Arden, Whatever You Think, Think the Opposite
Kembali menulis pada hari ke dua puluh empat, wah aku pribadi pun ga nyangka ternyata bisa bertahan sampe di hari ke dua puluh empat. Tinggal 6 hari ke depan sebelum akhirnya tugas dan tema terakhir ditulis. Tapi nanti setelah hari ke-30 aku jadi pengen bikin tema sendiri tanpa ikutan list tema #30DaysWritingChallenge. Untuk tema hari ini, bakalan aku pergunakan untuk spread the positivity ke orang-orang disekitar dan orang-orang yang baca tulisan aku di sini.
Dalam hidup kita sebagai manusia, tentunya ada banyak sekali hal yang bisa kita pelajari khususnya dari pengalaman-pengalaman hidup yang pernah mampir ke kita. Baik itu pengalaman baik maupun pengalaman buruk, semua pengalaman itu mengajarkan kita manusia ini akan sesuatu. Pengalaman adalah guru yang paling baik dan pemberi pelajaran yang paling berharga. Pada kesempatan kali ini, ijinkan aku mengajarkan kalian tentang pengalaman yang membuatku belajar sesuatu. Pelajaran-pelajaran ini kudapat ketika Tuhan memberikanku arti kehilangan dan ketika Tuhan akhirnya menekan tombol daruratku.
Pengalaman kehilangan di saat usiaku yang cukup kecil saat itu dan di saat aku percaya dan bersandar padanya selama beberapa tahun lalu mengajarkanku bahwa manusia bisa berubah dan tidak semuanya bisa dipaksakan. Mengajarkan aku untuk kembali mengenali diriku sendiri yang sudah lama hilang, untuk mencintai diriku sendiri dan khususnya belajar untuk menerima keadaan dalam hidup kita.
Kalo kata Tere Liye di salah satu buku yang judulnya Rindu “…Cara terbaik menghadapi masa lalu adalah dengan dihadapi. Berdiri gagah. Mulailah dengan damai menerima masa lalumu. Buat apa dilawan? Dilupakan? Itu sudah menjadi bagian dari hidup kita. Peluk semua kisah itu. Berikan dia tempat terbaik dalam hidupmu. Itulah cara terbaik mengatasinya. Dengan kau menerimanya, perlahan-lahan dia akan memudar sendiri. Disiram oleh waktu, dipoles oleh kenangan baru yang lebih bahagia. Apakah mudah melakukannya? Itu sulit. Tapi bukan berarti mustahil…”
Setelah melalui semua pengalaman dan belajar kembali mengenali diri sendiri ada beberapa pelajaran yang bisa aku ambil dan mungkin bisa bermanfaat untuk kalian yang membaca:
- Lakukan
sesuatu dengan izin Tuhan, meskipun kita percaya semua yang terjadi di dalam
kehidupan ini atas kehendak-Nya tapi jangan lupa setiap kita akan memulai
sesuatu minta izin dulu ke yang kasih kita hidup. Jangan lupa juga bersyukurlah
dan berterima kasihlah pada Tuhan meskipun dalam keadaan menyenangkan dan
menyedihkan sekalipun. Karena penyembuhan itu akan datang dan kebahagiaan itu
akan ditambahkan;
- Sebelum memulai sesuatu pastikan kamu mencintai dirimu sendiri dan melakukan hal itu untuk dirimu sendiri. Perlu diingat ketika mencintai diri kita sendiri itu bukan berarti kita egois, terkadang kita menekan diri kita sendiri dan berbicara dengan kita sendiri kalau “jangan egois dan jangan egois” tapi kita lupa, kadang kita melakukan sesuatu jadinya demi orang lain;
- Gapapa kalau kita kelihatan ga baik-baik saja. Kita hidup sebagai manusia yang pasti punya rasa. It’s okay not to be okay;
- Waktu bukan menyembuhkan rasa sakit tapi untuk menjadi sembuh kita butuh waktu. Siapa yang menyembuhkan rasa sakit itu? Jawabannya adalah diri kita sendiri;
- Berdamailah dengan masa lalu dan menerimanya karena selamanya masa lalu itu akan menjadi bagian dari hidup kita;
- Menjadi diri kita sendiri walau tidak banyak orang yang menyukai jauh lebih baik daripada jadi orang yang disukai oleh semua orang tapi ga menjadi diri kita sendiri (kalau ini pelajarannya aku dapat dari selebgram yang kutahu dan lagi rajin kulihat setiap hari);
- Refleksi diri dan banyak bertanya pada diri kita sendiri apa yang kita rasa dan rasakan, tidak perlu ditahan cukup dikeluarkan. Kita berhak bersedih, bahagia, kesal karena itu tanda kalau kita sebagai manusia masih memiliki rasa;
- Sayangi orang tua saat mereka masih ada karena waktu tidak bisa diputar kembali dan (merasa bersalah karena) kehilangan orang tua meskipun mereka masih ada adalah perasaan yang berat, berikan waktu kalian kepada mereka selagi kamu punya waktu. Karena yang mereka minta bukan uang, tapi kebahagiaan dan waktu kita sebagai anaknya;
- Jika dekat berceritalah, jika jauh menelponlah jangan pernah merasa bosan atau bahkan tidak sempat. Jangan lupa menggunakan waku kita untuk mempersiapkan diri, karena kita tidak pernah tahu apa dan siapa yang akan kembali;
- Memaafkan orang yang telah menyakiti bukan berarti kalian kalah, memaafkan justru akan menenangkan hati kalian dan mengajarkan kalian betapa berharganya kalian dan bagaimana kalian bisa menghargai diri kalian sendiri karena kelak justru rasa memaafkan tersebut akan menjadi suatu perasaan lega luar biasa dan menenangkan untuk kalian.
Teruntuk diri yang telah belajar, terima kasih sudah mau belajar bahkan sudah bertekad untuk terus menerus belajar dan bersedia berkembang agar menjadi lebih baik lagi setiap harinya. Karena aku telah merasakannya, maka aku bertekad untuk senantiasa menjadi diri sendiri dan menyebarkan pemikiran positif serta lebih memperhatikan kesehatan mental seseorang. Semoga aku bisa menjaga misi dalam hidupku ini. Untuk menemani mereka yang sedang terjatuh, menyadarkan pentingnya kesehatan mental dan menyadarkan orang kalau jadilah diri sendiri walau tidak ada yang menyukaimu karena percaya atau enggak justru saat mencintai diri sendiri disitulah bintangmu sedang bersinar.
Love yourself and count your blessing..
#30DaysWritingChallenge #WritingTherapy
@tiwiiik – 7 Oktober 2020 (21.30 @ her 12th-floor apartment)