gadis kecil di ujung gedung megah
Perkenalkan, nama saya Tutik. Banyak orang menyepelekan nama saya yang memang sesuai dengan peanampilan saya. Saya hanya sosok gadis biasa. Malah bisa dibilang tidak sekeren gadis-gadis lain pada umumnya. Saya adalah mahasiswi lulusan terbaik di salah satu universitas swasta pinggiran kota. Namun, hingga detik ini saya belum mendapatkan pekerjaan. Memang, susah sekali mencari pekerjaan di kota besar ini.
Kali ini saya akan menceritakan tentang seseorang yang pernah saya temui beberapa waktu lalu. Saat saya memenuhi panggilan kerja di salah satu perusahaan yang cukup terkenal di kota ini. Suatu pagi saat saya pergi ke suatu gedung bertingkat di ujung jalan itu. Saya melihat ada gadis kecil kira-kira usianya masih 10 atau 11 tahunan. Dia menangis di depan pintu masuk gedung megah itu. Awalnya saya mengira mungkin ini anak hilang. Tapi kalau dilihat dari penampilannya bukan seperti sosok anak yang memang 'terdampar' di tempat ini. Dia juga hanya menangis ketika saya lewat begitu saja di depannya. Setelah check-in di lobi perusaahaan ini saya duduk di salah satu sofa merah berbulu. Dari lobi saya amati tingkah laku gadis kecil ini. Tak pernah sedikit pun dia mendongak. Dia hanya menunduk, diam dan menangis. Tak lama lamunan saya terbuyarkan oleh panggilan nama yang tak asing di telinga saya. Iya, TUTIK nama saya. Nama saya yang dipanggil oleh wanita cantik yang berdiri di balik meja resepsionis itu. Wanita ramah itu menunjukkanku kemana arah yang harus saya tuju.
Dalam ruangan dingin itu saya menemui bagian HRD perusahaan besar ini. Banyak pertanyaan yang beliau ajukan. Alhamdulillah saya bisa menjawab. Namun, konsentrasi dan perasaan saya berasa tidak sedang berada di ruangan ini. Saya memikirkan gadis kecil di depan pintu masuk tadi. Memikirkan kenapa dia menangis dan mengapa tak ada satu orangpun yang peduli dan mencoba menghampiri gadis kecil itu. Seusai wawancara ini saya bergegas keluar ruangan ini dengan sedikir berlari.
Sesampainya saya di depan pintu. Gadis itu tidak ada. Yang tersisa dari tempatnya berdiri hanya sepotong gambar anak kecil. Mungkin hasil karya gambarnya, pikir saya. Gambar sebuah keluarga bahagia. dibalik gambar itu saya mendapati tulisan khas anak kecil :
Tak lama setelah saya membaca kertas itu. Dari jauh saya melihat gadis kecil itu. Saya berusaha mengejar secepat mungkin. Namun secepat itu pula dia menghilang. Sampai detik ini gambar itu masih ada pada saya.
Dear, gadis kecil di ujung gedung megah. Siapakah kamu sebenarnya?
Kali ini saya akan menceritakan tentang seseorang yang pernah saya temui beberapa waktu lalu. Saat saya memenuhi panggilan kerja di salah satu perusahaan yang cukup terkenal di kota ini. Suatu pagi saat saya pergi ke suatu gedung bertingkat di ujung jalan itu. Saya melihat ada gadis kecil kira-kira usianya masih 10 atau 11 tahunan. Dia menangis di depan pintu masuk gedung megah itu. Awalnya saya mengira mungkin ini anak hilang. Tapi kalau dilihat dari penampilannya bukan seperti sosok anak yang memang 'terdampar' di tempat ini. Dia juga hanya menangis ketika saya lewat begitu saja di depannya. Setelah check-in di lobi perusaahaan ini saya duduk di salah satu sofa merah berbulu. Dari lobi saya amati tingkah laku gadis kecil ini. Tak pernah sedikit pun dia mendongak. Dia hanya menunduk, diam dan menangis. Tak lama lamunan saya terbuyarkan oleh panggilan nama yang tak asing di telinga saya. Iya, TUTIK nama saya. Nama saya yang dipanggil oleh wanita cantik yang berdiri di balik meja resepsionis itu. Wanita ramah itu menunjukkanku kemana arah yang harus saya tuju.
Dalam ruangan dingin itu saya menemui bagian HRD perusahaan besar ini. Banyak pertanyaan yang beliau ajukan. Alhamdulillah saya bisa menjawab. Namun, konsentrasi dan perasaan saya berasa tidak sedang berada di ruangan ini. Saya memikirkan gadis kecil di depan pintu masuk tadi. Memikirkan kenapa dia menangis dan mengapa tak ada satu orangpun yang peduli dan mencoba menghampiri gadis kecil itu. Seusai wawancara ini saya bergegas keluar ruangan ini dengan sedikir berlari.
Sesampainya saya di depan pintu. Gadis itu tidak ada. Yang tersisa dari tempatnya berdiri hanya sepotong gambar anak kecil. Mungkin hasil karya gambarnya, pikir saya. Gambar sebuah keluarga bahagia. dibalik gambar itu saya mendapati tulisan khas anak kecil :
Mama, Papa, Kakak, Adik. Masih inget kan kita main main di pantai? Kakak mau lagi. Tunggu kakak ya. Ini kakak di depan kantor papa mama
Tak lama setelah saya membaca kertas itu. Dari jauh saya melihat gadis kecil itu. Saya berusaha mengejar secepat mungkin. Namun secepat itu pula dia menghilang. Sampai detik ini gambar itu masih ada pada saya.
Dear, gadis kecil di ujung gedung megah. Siapakah kamu sebenarnya?